Belajar Menelusuri Relung Buku Ajar
KBMN 28
Gelombang 28
Judul: Belajar Menelusuri Relung Buku Ajar
Tema: Menulis Buku Ajar
Narasumber: Dr. Mudafiatun Isriyah, M. Pd.
Moderator: Mutmainah
Assalamu’alaikum, wr. Wb.
Ketemu lagi kita pada resume yang ke-19 di KBMN 28. Malam ini Mbak
Mutmainah menjadi juru kunci berjalannya
kegiatan alias moderator. Tugas beliau mendampingi bunda Mudafiatun Isriyah
seperti yang tertera pada flayer yang dishare Omjay sebelumnya. Tips membuat
buku ajar tentu saja akan dikupas malam ini. Aku yang sedang mengikuti kegiatan
di BGPProvinsi Bengkulu belum dapat fokus karena sedang menyimak paparan materi
yang di sampaikan malam ini di Hotel Grage Bengkulu. Namun aku tidak akan
membiarkan kegiatan malam ini berlalu begitu saja, melainkan akan kuikat dengan
resume ini.
Tak kenal maka tak tahu, mari berkenalan dengan Dr. Mudafiatun Isriyah, M.
Pd. Beliau ini selain penulis juga berperan sebagai konselor dan asesor BAN
PAUD Jatim. Beliau aadalaha alumni kelas menulis pada gelombang 4. Fantastis,
buku yang dilahirkannya menjadi peraih buku terbaik versi Perpusnas tahun 2021.
Buku yang menyertakan penulis ternama Prof. Ekoji yang diberikan tantangan
menulis selama satu minggu telah menyeret beliau mendapat penghargaan ini. Memang benar ya, pepatah lama mengatakan
bahwa berteman dengan tukang minyak wangi akan ikut tercium wangi.
Berikut adalah materi yang
disampaikan oleh bunda Mud:
1. Bahan Ajar VS Buku
Ajar
2. Pentingnya Buku Ajar dalam
pembelajaran
3. Buku Ajar dan Buku Hasil
Penelitian/Hasil Pemikiran
4. Cara Penulisan Buku Ajar
5. Prinsip-prinsip Pemilihan Materi
Buku Ajar
Yang pertama kita sebagai penulis
buku adalah menguasai penguasaan ilmu, kemampuan berbahasa, dan paling penting
adalah punya komitmen. Lagi-lagi harus punya komitmen, soal kemampuan berbahasa
bisa dipelajari asalkan punya komitmen. Ini yang penting digaris bawahi oleh penulis
pemula.
Selanjutnya,
bagaimana bahan ajar vs
buku ajar itu.
1. Bahan ajar adalah segala bentuk
bahan yang digunakan untuk membantu guru/dosen dan mahasiswa dalam kegiatan
belajar-mengajar. Bahan ajar dapat berupa bahan tertulis atau pun tidak tertulis.
2. Bahan ajar adalah seperangkat
materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis
sehingga dapat tercipta lingkungan dan suasana yang memungkinkan peserta didik
untuk belajar.
3. Bahan Ajar Cetak:
Buku Teks, Buku Referensi, dan
Monograf,
•Bahan Ajar Mandiri = Modul =
BAJJ
•Panduan = Petunjuk = Pedoman,
•Atlas = Peta •Diagram =
Poster
•Brosur = Leaflet = Manual
Bahan Ajar non-Cetak:
• Internet = Web Based Courses =
e-learning
• CAI = Pembelajaran Berbantuan Komputer
• Slide • Video / TV • Audio / Radio
Beliau
menjelaskan bahwa Buku Ajar
merupakan salah satu bentuk bahan ajar itu sendiri.
Kemudian,
beliau melanjutkan penjelasan tentang buku ajar dengan mengutip pendapat ahli.
Menurut Pannen & Purwanto (2001), Buku
Ajar adalah buku ilmiah berupa uraian materi pembelajaran yang disusun secara
logis dan sistematis dengan bahasa yang lugas, digunakan dosen dan mahasiswa
dalam pembelajaran.
Lanjut
ya, materi selanjutnya tentang pentingnya buku ajar dalam pembelajaran, karena:
1. Guru lebih banyak waktu untuk
memberi bimbingan kepada siswa/mahasiswa.
2. Siswa dapat belajar sekalipun
tidak ada guru.
3. Siswa dapat belajar kapan dan di
mana saja.
4. Siswa tidak terlalu tergantung
kepada guru sebagai satu-satunya sumber informasi.
5. Siswa bisa belajar dengan
kecepatan masing-masing sesuai dengan potensi.
Inilah
mengapa buku ajar memeiliki peluang yang besar dapat diwujudkan oleh seorang
guru. Guru yang sangat memahami dunia siswa dan bergelut langsung di
pembelajaran. Mengacu pada
Trilogi Pembelajaran, yaitu: 1. Tujuan, 2. Strategi, dan 3.
Penilaian. Karena syarat minimal terjadinya pembelajaran adalah
Mahasiswa/siswa – Materi – Guru/Dosen.
Apabila
menilik pada beban belajar
mahasiswa untuk 2 sks (SN-DIKTI, 2015): 2 sks = 340 menit. Berapa kebutuhan bahan bacaan?, guru atau dosen
memiliki kepentingan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Nah,
Selain itu apa keuntungan
buku ajar bagi guru/dosen?
1. Promosi & Kenaikan Pangkat
2. Mendapatkan insentif
3. Finansial-Royalti
4. Eksistensi diri
5. Media Ekspresi
6. Branding Personal dan Institusi
7. Penguatan Keilmuan; dll.
Eksistensi diri
Mari
simak penjelasannya terkait tips memulai membuat buku ajar berikut ini: Peran
guru sebagai agen Aktivitas
Pembelajaran. Guru adalah sebagai Peneliti dan Pembelajar. Hal ini disebut
pengalaman dan Kurikulumyang dapat
dijadikan pegangan kita dalam
menulis buku ajar. Guru membuat Rencana Pembelajaran Semester (RPS) /
Silabus. Desain pembelajaran sebagai langkah awal untuk memulai.
Semua mata pelajaran yang didesain itu sama dengan outline calon buku
kita. Nah ini akan menghasilkan buku ajar, buku modul dan
diktat. Seorang guru juga sebagai Peneliti? maka akan menghasilkan
buku referensi, monograf, artikel ilmiah, ini bahan untuk menjadi buku.
Apakah
Anda dapat mengklasifikasikan jenis-jenis
buku ajar? Yuk simak penjelasannya berikut:
1. Buku Ajar, 2. Buku Modul, 3.
Diktat, 4. Petunjuk Praktikum, 5. Naskah Tutorial.
Kalau Buku Hasil Penelitian/Pemikiran
antara lain menghasilkan: 1. Buku Referensi, 2. Monograf.
Buku Hasil Penelitian juga dapat
dibuat oleh guru. Beliau sudah membuktikannya dan mendapatkan penghargaan terbaik 1 Perpusnas dengan tema
Pendidikan Jarak Jauh.
Beliau
berujar: “Buku ini hasil
penelitian menjadi buku referensi saya sajikan menjadi sebuah buku yang di
dalamnya terdapat syarat dengan materi yang dibutuhkan oleh guru BK. Ini
namanya buku bernovelty”.
Bagaimana dengan Buku Ajar
VS Buku Teks?
Buku Ajar pada umumnya:
1. Ditulis dan dirancang untuk
digunakan siswa/mhs.
2. Menjelaskan tujuan
pembelajaran.
3. Disusun berdasarkan pola belajar
yang fleksibel.
4. Strukturnya berdasarkan
kompetensi yang akan dicapai.
5. Ada pemberian kesempatan latihan
bagi mahasiswa.
6. Selalu memberikan
rangkuman.
7. Kepadatan berdasarkan kebutuhan
mahasiswa
8. Dikemas untuk digunakan dalam
pembelajaran.
9. Mempunyai mekanisme untuk
mengumpulkan umpan balik dari mahasiswa.
10.Mencantumkan petunjuk penggunaan
buku ajar.
Simak
tentnag Buku Teks, yang pada umumnya:
1. Ditulis terutama untuk digunakan
dosen atau pembaca umum, dipasarkan secara luas.
2. Tidak selalu menjelaskan tujuan
pembelajaran.
3. Disusun secara linier.
4. Strukturnya berdasarkan logika
bidang ilmu (content).
5. Belum tentu memberikan latihan
bagi mahasiswa.
6. Belum tentu ada rangkuman.
7. Materi buku teks sangat
8. Dikemas untuk dijual secara umum.
9.Tidak ada mekanisme untuk
mengumpulkan umpan balik dari pemakai.
10.Tidak memberikan petunjuk cara
mempelajarinya.
Okelah
mari kita lanjut melumat tentang cara
penyusunan Buku Ajar, berikut:
1. Penataan Informasi (compilation
text). Guru/Dosen melakukan kompilasi bahan dari berbagai sumber yang
telah beredar di pasaran berdasarkan RPS yang telah disusun.
2. Pengemasan Kembali (information
repackaging). Guru/Dosen melakukan pengemasan kembali dari sumber-sumber
yang telah ada disesuaikan dengan kebutuhan kompetensi yang ingin dicapai dalam
RPS.
3. Menulis Sendiri (starting from
scratch). Guru/Dosen menulis sendiri berdasarkan kepakarannya berdasarkan
RPS mata kuliah yang diampu/ RPP kalau untuk guru.
Eeiiits....hati-hati
terdapat istilah:
Prosedur Kompilasi, apa ini?
1. Kumpulkan seluruh buku, artikel
jurnal ilmiah, dan sumber acuan lain yang digunakan dalam mata pelajaran
seperti yang tercantum dalam daftar pustaka di RPS.
2. Tentukan bagian-bagian buku,
artikel jurnal ilmiah, dan bagian dari sumber acuan lain yang digunakan per
Bahan Kajian sesuai dengan RPS.
3. Fotokopi seluruh bagian dari
sumber yang digunakan per Bahan Kajian sesuai dengan RPS.
4. Pilahlah hasil fotocopy tersebut
berdasarkan urutan Bahan Kajian yang sesuai dengan RPS.
5. Buatlah/tulislah halaman penyekat
bahan untuk setiap Bahan Kajian/BAB.
6. Bahan-bahan yang sudah dilengkapi
dengan halaman penyekat untuk setiap Bahan Kajian kemudian dijilid rapi
(selanjutnya dicopy untuk dibagi kepada mahasiswa).
7. Buatlah/tulislah pedoman
guru/dosen dan pedoman siswa/mahasiswa untuk mendampingi bahan yang sudah
dikompilasi tersebut.
Lalu,
tentang prosedur pengemasan kembali informasi:
Informasi
yang sudah ada di pasaran dikumpulkan berdasarkan kebutuhan (RPS + RTM)
Informasi tersebut disusun kembali/ditulis ulang dengan gaya bahasa dan
strategi yang sesuai untuk menjadi buku ajar (digubah), kemudian tinggal ditambahkan
polesan ini:
Kemampuan/kompetensi
yang akan dicapai.
Petunjuk
belajar bagi mahasiswa.
Latihan.
Ringkasan.
Umpan
balik.
Evaluasi
formatif.
Apa
yang menjadi pertimbangan
penulisan Buku Ajar
oleh Guru/Dosen (menulis sendiri) ??
Guru merupakan pakar dalam bidangnya
(menguasai bidang ilmu).
Guru mempunyai kemampuan
menulis.
Guru memahami kebutuhan mahasiswa
dalam bidang ilmu yang dibinanya.
Guru memiliki kemampuan mendesain
pembelajaran.
Hal
inilah menjadii aset terbesar yang dimiliki oleh guru untuk menjadikan bahan
ajarnya sebagai buku ajar miliknya.
Mari
kita Gali Tentang Prinsip-prinsip
Pemilihan Materi Buku Ajar, yaitu;
1. Prinsip Relevansi
Materi pembelajaran hendaknya ada
hubungannya dan memberikan kontribusi bagi upaya pencapaian capaian
pembelajaran mata kuliah dan kemampuan akhir. Misalnya, jika kemampuan yang
diharapkan dikuasai mahasiswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran
yang diajarkan harus berupa fakta.
2. Prinsip Konsistensi/Keajegan
Materi pembelajaran harus konsisten
dengan kemampuan akhir yang ingin dicapai, baik dari segi jumlah materi maupun
dari taksonominya. Jika kemampuan akhir yang harus dikuasai mahasiswa empat
macam, maka materi buku ajar yang harus dikembangkan juga harus meliputi empat
macam.
3. Prinsip Kecukupan
Materi yang diajarkan hendaknya
cukup memadai dalam membantu mahasiswa menguasai kemampuan akhir yang
diharapkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak.
Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai capaian pembelajaran mata
kuliah dan kemampuan akhir. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang
waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.
Okay,
lalu kita akan menyimak tentang Sistematika
Buku Ajar:
Biasanya tergantung dari penerbit
juga ya, tetapi kita sbg seorang guru juga memiliki kesiapan unt menata outline
buku kita sendiri yaitu:
1. BAB Pendahuluan
Penyajian
Penutup
Daftar Pustaka
Senarai (glossary).
Tinjauan Mata Pelajaran :
Prakata
֍ Petunjuk Penggunaan Buku Ajar bagi
Mahasiswa
֍ Identitas Mata Kuliah
֍ Deskripsi Singkat Isi Buku Ajar
֍ Kegunaan Mata Kuliah bagi
Mahasiswa
֍ Capaian Pembelajaran Mata kuliah
2. BAB I
Kemampuan Akhir
Indikator
Pendahuluan, terdiri dari:
֍ Deskripsi singkat berupa gambaran
umum tentang
cakupan bab
tersebut.
֍ Relevansi antara bab tersebut
dengan pengalaman
yang telah
dimiliki mahasiswa atau manfaat bagi
mahasiswa.
Penyajian:
֍ Uraian atau penjelasan materi
(sesuai dengan jenis
materi) dan
diikuti dengan contoh-contoh.
֍ Ilustrasi yang sesuai dengan
uraian materi.
֍ Tugas dan Latihan yang dilakukan
mhs setelah
membaca uraian
materi.
֍ Rangkuman/ringkasan dari konsep
atau prinsip yang
dibahas.
Penutup, terdiri dari:
֍ Penilaian, konsisten dengan rumusan
indikator dan Kemampuan
Akhir.
֍ Umpan balik, untuk dapat menilai
sendiri hasil belajarnya (kunci
jawaban
tes).
֍ Tindak lanjut.
Diperlukan juga: Daftar Pustaka
Senarai, berupa daftar istilah
teknis yang dianggap penting dan perlu dijelaskan.
Daftar Index (jika diperlukan).
Hal ini akan menjadi catatan buat kita untuk membuat buku ajar yang menjadi
impian dan akan nyata jika dikerjakan dan komitmen untuk mengerjakannya. Semoga
aku bisa membuatnya. Bekal ini akan kusimpan dan menjadi petunjuk jalan untuk
terus berjuang memperbaiki diri dalam kapasitas sebagai guru yang berkulaitas.
Terima kasih Omjay dan Tim ssolid lainnya, Terima kasih bunda duet maut
malam ini menjagakan mataku untuk terus belajar dan melumat habis tugas
meresume KBMN 28 ini. Tidak akan kubiarkan berlalu begitu saja. Selamat
membaca.
pemilihan font nya bagus sekali
BalasHapusMantap !
BalasHapusMrlajunya menjadi buku soloo, hayuuk
BalasHapus